PELANGI DI KAMPUNG TELUK NANGKA
(Writead
by: Syarifah Sajila Apjan)
Sumber foto: Koleksi Pribadi
Bicara pelangi, pastinya yang akan terbayang dibenak
pembaca adalah warna-warni pelangi, “ups...namun tunggu dulu.”
Pada tulisan ini penulis tidak akan membahas apa itu pelangi, karena?
pastinya sudah tahu apa itu pelangi. Menurut bah google, pelangi itu adalah gejala
optik dan meteorologi berupa cahaya beraneka warna saling sejajar yang tanpak
di langit atau medium lainnya. Bah google juga mengatakan bahwa di langit,
pelangi tanpak sebagai busur cahaya dengan ujungnya mengarah pada horizon pada
saat hujan turun. Pelangi juga dapat dilihat di sekitar air terjun yang deras.[1]
Sedangkan menurut penulis sendiri, bahwa pelangi itu adalah beberapa warna yang
terbentuk di langit biru karena adanya pembiasan dari kristalan air.
Seperti itulah singkatnya pelangi terbentuk, baiklah disini penulis akan
memaparkan pelangi atau warna-warni kehidupan di kampung Teluk Nangka.
“ Jadi bukan pelangi yang ada di langit ya?, takutnya salah menangkap makna
dari judul, hehe.”
Sebelumnya, perlu diketahui bahwa penulis adalah orang dari kampung Teluk
Nangka yang sekarang seperti Bunglon berubah-ubah. Terkadang penulis menjadi
mahasiswa, terkadang menjadi penulis, terkadang juga menjadi peneliti bahkan
menjadi anak umak yang bernama Junaini. Umak itu adalah gelaran yang penulis
sebut untuk memanggil seorang Ibu. Bagi penulis, Umak tidak hanya sebagai seorang
Ibu, namun juga seorang ayah, karena ayah penulis sudah tiada.
Umak penulis berasal dari kampung Teluk Nangka yang berprofesi sebagai
pedagang, Sedangkan alm ancek (ayah) penulis adalah mantan supir Ben yang
bernama alm Sarjono. Sedih memang jika ditinggalkan oleh orang yang kita sayang.
Tapi, yang hidup tetap melanjutkan hidup, kata umak penulis seperti itu. Jadi
penulis harus kuat, bukan hanya penulis sih yang harus kuat tapi juga keluarga
penulis.
“Jadi, minta doanya aja supaya Ancek penulis ditempatkan bersama
orang-orang yang beriman serta ditempatkan di tempat yang mulia, amin...
Al-Fatihah.”
Ok, penulis akan melanjutkan judul
tulisan penulis kali ini.
Teluk nangka adalah nama sebuah
kampung yang terletak dipedalaman jalan besar. Untuk menemui kampung teluk
nangka, maka orang-orang harus melewati kampung simpuan. Teluk nangka di gelar
kampung, karna jaraknya yang lumayan jauh dari perkotaan. Kota sendiri adalah sebuah tempat yang memiliki bangunan-bangunan,
pasar, mol dan lainnya. Sekilas seperti itulah daerah perkotaan. Untuk menempuh kampung Teluk Nangka tidak
hanya bisa melalui kampung Simpuan, namun kampung Teluk Nangka juga bisa di
tempuh melalui Semparuk yang merupakan nama kecamatan kampung Teluk Nangka.
Kampung Teluk Nangka diberi gelar Teluk Nangka,
konon kampung ini berada di tepi sungai, maka disebut teluk. Sedangkan menurut
bah google bahwa teluk adalah tubuh perairan yang menjorok ke daratan dan
dibatasi oleh daratan pada ketiga sisinya.[2]
Sedangkan gelar Nangka berdasarkan kaca mata
sejarah singkat, konon dahulu hampir semua rumah orang di kampung yang kini disebut
teluk nangka memiliki buah nangka, maka dari pada itu di sebut nangka. Di sisi
yang sama bah google juga mengartikan bahwa Nangka adalah nama sejenis pohon,
sekaligus buahnya.[3]
Dari situlah
kampung Teluk Nangka disebut Kampung Teluk Nangka. Menurut penulis ada benarnya
sejarah singkat orang dahulu, karena di samping rumah penulis terdapat buah
Nangka, begitu juga dengan rumah nenek penulis dan rumah orang kampung di
samping rumah penulis juga terdapat buah nangka. Di depan rumah penulis juga terdapat sungai yang
dilindungi semak-semak pohon sagu dan jenis tumbuhan lainnya.
Kampung teluk nangka, bisa dikatakan kampung
yang enak dan nyaman, karena memiliki tanah yang cukup luas dan cukup subur
serta dekat dengan sungai. Namun sayangnya, sungai yang panjang ini bagi orang-orang
kampung Teluk Nangka sedikit sekali yang memanfaatkannya sebagai mata
pencarian. Hanya sebagian orang yang memanfaatkannya, karna salah satu
alasannya sungai yang ada di Teluk Nangka memiliki sedikit ikan. Jadi orang-orang
kampung Teluk Nangka banyak yang bekerja di kebun dan di sawah.
Padahal manfaat sungai banyak sekali bagi
kehidupan, sungai bisa dijadikan mata pencarian, karena sungai selain memiliki
ikan atau sejenis hewan air lainnya, sungai juga bisa dijadikan pembangkit
listrik (walaupun sudah ada listrik, setidaknya bisa lebih berhemat) dan air
sungai juga bisa diminum dengan pengolahan yang baik. Manfaat sungai banyak
sekali, jika kemarau panjang tiba masyarakat kampung Teluk Nangka bisa memompa
air dari sungai kemudian mengalirkannya ke sawah atau ke kebun yang kekeringan.
Cara ini pernah diterapkan masyarakat kampung Teluk Nangka ketika kemarau
panjang tiba kemarin. Sedangkan tanah yang subur, orang-orang tidak hanya bisa
menanam padi, namun juga bisa menanam sayur-sayuran, buah-buahan dan segala
aneka jenis tumbuhan lainnya yang sesuai dengan tanah kampung Teluk Nangka.
Sedangkan pemuda-pemudinya, sebagian ada yang menempuh Pendidikan dibangku
SD, SMP/MTS, SMA/MA dan ada juga yang kuliah. Namun sayangnya, bagi pemuda-pemudi
yang orang tuanya berekonomi rendah, mereka pergi ke negara tetangga seperti
malaysia untuk bekerja.
Sangat disayangkan sekali bagi pemuda-pemudi yang masih muda namun tidak
melanjutkan dibangku sekolah atau perkuliahan. Karna, sekarang negara Indonesia
telah banyak mengeluarkan dana untuk beaya sekolah ataupun kuliah. Salah satunya
beaya siswa bagi orang-orang miskin atau anak bangsa yang ekonomi orang tuanya
rendah. Bahkan, beaya siswa juga diberikan bagi anak-anak bangsa yang
berprestasi (tidak memandang ia miskin atau kaya, dan banyak beaya siswa
lainnya lagi yang diberikan untuk anak-anak bangsa Indonesia yang mau
melanjutkan pendidikannya.
Sebenarnya
orang tua zaman sekarang tidak perlu takut untuk menyekolahkan anak-anaknya
atau menguliyahkan anak-anaknya, karena beaya sekolah atau beaya kuliah tidak
sebesar yang dibayangkan dan ditakutkan. Jika anak-anak sukses, maka tidak
hanya memajukan kehidupan keluarga melainkan bisa memajukan kehidupan bangsa.
Sekilas cerita penulis tentang pelangi atau warna-warni kehidupan yang ada
di kampung Teluk Nangka. Semoga setiap tulisan yang dirangkai penulis menjadi
bermanfaat dan amal jariah ( Dunia-Akhirat). Jika ada tersilap kata penulis
mohon maaf sebesarnya, karena yang paling benar adalah zat yang maha Kuasa,
yaitu Allah SWT.